Identitas Jawara Banten Tak Lekang Dimakan Zaman di Era Globalisasi dan Modernisasi ( Studi Kasus Jawara di Desa Terumbu, Kec. Kasemen Kota Serang )
Main Article Content
Abstract
One of the timeless cultural heritages is the designation of the word jawara. The purpose of study is to analyze the context of a champion in the era of globalization and modernization whose existence is still recognized, mainly related to someone who has martial arts skill or is also called a martial arts expert. Interaction theory by Pierre Felix Bourdiou is used in this study and interprets the term champion to describe martial arts experts either to protect themselves or to defend the weak as a result of oppression by the authorities. Qualitative description is a tool for analyzing this research either from the direct recognition of the winner in the currentsituation or the events and actions of the champion in the past. Using several analyzes, namely interviews with several martial arts figures, description of whereabouts and the image of the current champion. The existence of a champion in the midst of society communication events and communication actions. This study concludes that the existence of the jawara was formed when the sultanace of banten was founded which continued until the dutch colonial era, the dutch even labeled the jawara as a bandit who disrupted security and was labeled negatively because he was synonymous with acts of violence and deviated from dutch colonial law. The term jawara is a cultural subculture of the Indonesia nation and is a means of communicating nasional identity
Article Details

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
References
Kamus Besar Bahasa Indonesia , BP Jakarta 1996.
Miftahul Falah, S.S, Kejawaraan Dalam Dinamika Kabupaten Lebak, Jakarta 1995.Ridwan Saidi, Glosari Betawi, Jakarta 2007.
RM. Taufik Djayadiningrat, Sejarah dan Silsilah Ringkas Para Sinuhun Kesultanan Banten, Jakarta 1995.
Tasbih & Golok, Tim Peneliti Studi Kharisma Kyai & Jawara di Banten, STAIN Serang, 2002.
Sartono Kartodirjo, Pemberontakan Petani Banten 1888, Pustaka Jaya, Jakarta, 1988.
Tihami, Kiai dan Jawara di Banten, Tesis Master, Universitas Indonesia, Jakarta, 1992.
Nina H. Lubis, Banten dalam Pergumulan, LP3ES, Jakarta, 2004.
Muhammad Hudaeri, Tasbih dan Golok : Studi tentang Kharisma Kyai & Jawara di Banten, Istiqro, Vol 2 No 01 (2003).
Atma Drackonia, Tinjauan Sosiohistoris Atas Stigma Sosial Kaum Jawara, Majalah Kebudayaan, Edisi Perdana, 2016.
Indrianti Azhar Firdausi, Jawara Dalam Budaya Banten (Studi Etnografi Komunikasi Mengenai Jawara di Banten), Lontar Journal Communication Sciene, Vol. 4 No 3 Tahun 2016.
Humaemi, Ritual, Kepercayaan Lokal dan Identitas Budaya Masyarakat Ciomas Banten, El Harakah, Vol 17 No. 2 Tahun 2015.
Rizky Kusumo, artikel Pertunjukan Debus @Dani Daniar (Shutterstock), 08 Maret 2022
A. Daliman. (2012). Islamisasi dan Perkembangan Kerajaan-Kerajaan Islam diIndonesia. Yogyakarta: Ombak.
Abdurrahman Wahid. (2010). Membaca Sejarah Nusantara: 25 Kolom Sejarah Gus Dur). Yogyakarta: LkiS.
Agus Sunyoto. (2012). Atlas Wali Songo: Buku Pertama yang Mengungkap Wali Songo Sebagai Fakta Sejarah. Jakarta: Pustaka IIMaN bekerja sama dengan LTN PBNU dan Trans Pustaka.
Ahmad Mansur Suryanegara. (2009). Api Sejarah. Bandung: Salamadani Pustaka Semesta, 2009.
Ankersmith. (1984). Refleksi tentang Sejarah. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Arwan Tuti Artha & Heddy Shri Ahimsa. (2004). Jejak Masa Lalu: Sejuta Warisan Budaya. Yogyakarta: Kunci Ilmu.
Badri Yatim. (2011). Sejarah Peradaban Islam (Dirasah Islamiyah II). Jakarta: Rajawali Pers.
Bottomore, T.B. (2006). Elite dan Masyarakat, Jakarta: Akbar Tandjung Institute, 2006
Dudung Abdurrahman (2011). Metodologi Penelitian Sejarah Islam. Yogyakarta: Ombak.
Feby Nurhayati, Reny Nuryanti & Sukendar, Wali Sanga dan Profil dan Warisannya. Yogyakarta: Pustaka Timur, 2007,
Guillot, Claude., Hasan M. Ambary, & Dumarcay, Jacques. (1990). The Sultanate Of Banten, Jakarta: Gramedia Publishing Book Division.
Husein Djajadiningrat. (1983). Tinjauan Historis Sajarah Banten. Djakarta: Djambatan.
J.S. Badudu & Sutan Muhammad Zain. (1996). Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.
Juliadi. (2007). Masjid Banten, Nafas Sejarah dan Budaya. Yogyakarta: Ombak.
Lukman Hakim. (2006). Banten dalam Perjalanan Jurnalistik. Pandeglang: Divisi Publikasi Banten Haeritage.
Marwati Djoened Poesponegoro & Nugroho Notosusanto (Ed.). (2008). Sejarah Nasional Indonesia II: Zaman Kuno- Edisi Pemutakhiran. Jakarta: Balai Pustaka.
Mundardjito (Ed.). (2003). Ragam Pusaka Budaya Banten. Serang: Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala (BP3) Serang.
Nina H. Lubis. (2003). Banten Dalam Pergumulan Sejarah: Sultan, Jawara, Ulama. Jakarta: LP3ES.
Oni Hanif Triana (Ed.). (2003). Proses Islamisasi Di Banten (Cuplikan Buku Catatan Masa Lalu Banten Halwany Michrob & Mudjahid Chudari). Serang: Dinas Pendidikan Provinsi Banten.
Sidik Pramono (Ed.). (2008). Ekspedisi Anjer-Panaroekan Laporan Jurnalistik Kompas: 200 Tahun Anjer Panaroekan, Jalan (Untuk) Perubahan. Jakarta: Penerbit Buku Kompas.
Supratikno Rahardjo, dkk. (2011). Kota Banten Lama: Mengelola Warisan Untuk Masa Depan. Jakarta: Wedatama Widya Sastra.
Tb. Hafidz Rafiuddin. (2006). Riwayat Kesulthanan Banten. Serang: (2001). Banten di Era Maulana Yusuf 1570-1580. Serang: Kencana Grafika.
Artikel/Bab dalam Suatu Buku:Edi S. Ekadjati. (1997). “Kesultanan Banten dan Hubungan Dengan Wilayah Luar”. Dalam Sri Sutjianingsih (Ed). Banten Kota Pelabuhan Jalan Sutra: Kumpulan Makalah Diskusi. Jakarta: Proyek Inventarisasi dan Dokumentasi Sejarah Nasional Dirjen Kebudayaan Depdikbud.
Heriyanti O.Untoro. (1997). “Pemanfaatan Sumber Daya Lingkungan di Bandar Banten”. Dalam Sri Sutjianingsih (Ed). Banten Kota Pelabuhan Jalan Sutra: Kumpulan Makalah
Purnama, Yuzar. (2008). “Budaya Spiritual Di Lingkungan Makam Sultan Maulana Yusuf”. Jurnal Penelitian, Vol. 40, No. 2, Agustus 2008, hlm. 952.
Edi Hudiata, HMT. “Menyongsong Babad Baru Banten”. Fajar Banten, Senin, 11April 2005.
Imam Solichudin, “Pelajaran dari Seba Baduy”, Fajar Banten, Rabu, 1Mei 2009, hlm. 7.
Iwan K. Hamdan, “Romantisme Sejarah Banten”. Fajar Banten, Senin, 28 Juni 2010.
Khairunnisa, “Masjid Kasunyatan, Warisan Berharga yang Tersembunyi”. Fajar Banten, Sabtu 14 Agustus 2010, hlm. 11.
Lukman Hakim, “Babad Banten”, Fajar Banten, Sabtu, 17 April 2010.
Ranta Soeharta, “Kebudayaan Banten: Masa Lalu dan Kekinian (1)”, Fajar Banten, Jumat, 8 Januari 2010.
Siti Aspariah. (2006). “Kesultanan Banten Pada Masa Pemerintahan Sultan Ageng Tirtayasa (1651-1682).” Skripsi. Yogyakarta: UNY.
Sri Utami. (2007). “Proses Islamisasi di Jawa Barat pada masa Sultan Hasanudin tahun 1525 – 1579.” Skripsi. Yogyakarta: UNY.
Halwany Michrob. (1987). “A Hypothetical Reconstruction Of The Islamic City Of Banten. Tesis. Philadelphia: The Graduate Program in Historic Preservation Presented to the -Faculties of the University of Pennsylvania.
Zulkarnaen, SE., M.Si. NIP. 19730201 200112 1 002, PLT.Kepala Biro Umum Propinsi Banten
Gambaran Umum Kecamatan Kasemen. Terdapat pada www.bpbdserang01.page4.me/86.htm.com, diunduh pada tanggal 2 Juni 2013.
Gedung Arsip Nasional. Tersedia pada http://www.streetdirectory.com, diunduh pada tanggal 17 Juni 2013.
Wawancara KH. Tubagus Ali Makmun Isya, Ketua Kenadziran Masjid Kasunyatan dan Makbaroh Sultan Maulana Yusuf, pada hari Selasa, 7 Juni 2022.
Wawancara KH. Rauf, Tokoh Persilatan Banten Lama, pada hari Rabu, 8 Juni 2022
Wawancara H.Nikita , Pembina Persilatan Macan Guling. Selasa, 14 Juni 2022
Wawancara H.Sadeli, Pengurus Persilatan TTKDH. Serang Banten, Pada hari Kamis,16 Juni 2022.
Wawancara H.Lilik, Ketua Perguruan Pencak Silat H.Salam , pada hari Jum’at, 24 Juni 2022.
Wawancara H. Amran, Ketua Persilatan Terumbu. Terumbu, Serang Banten, pada hari Sabtu, 25 Juni 2022.